Sabtu, 09 Mei 2009

RENUNGAN


SEANDAINYA

KI LURAH SEMAR JADI KA KWARNAS

GERAKAN PRAMUKA

Oleh :

Kak Basuki Purna Sungkawa / Kak Ipung (Instruktur SAKA BHAYANGKARA Polsek Ploso)


Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar pendidikan keluarga dan di luar pendidikan sekolah berupa suatu kegiatan yang menyenangkan yang dalam pelaksanaannya menggunakan (PDMPK). Jadi dalam mengikuti kegiatan pramuka yang perlu di ingat adalah yang pertama dengan mengikuti dan melaksanakan dengan rasa ikhlas karena kegiatan yang tidak dilakukan dengan rasa ikhlas, maka kegiatan itu tidak akan menyenangkan. Dan yang kedua adalah pelaksanaannya selalu menggunakan aturan yang ada, baik aturan dalam AD/ART Gerakan Pramuka sendiri, agama, adat istiadat, dan hokum yang ada di Negara kita tercinta ini. Jadi jangan sampai dalam melaksanakan suatu kegiatan kita lupa untuk tidak mengedepankan tujuan ke depan kita dan hanya memikirkan kesenangan sesaat.

Seandainya Ki Lurah Semar jadi Ka Kwarnas kita, tentu Gerakan Pramuka akan sangat banyak diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Karena beliau sangat memahami apa itu hakekat kepramukaan sesungguhnya. Walaupun kadang apa yang disampaikan beliau sangat kontroversial, akan tetapi justru itu menunjukkan bahwa beliau sangat paham dengan apa yang beliau bicarakan. Saya ingat betul dengan apa yang disampaikan beliau pada saya, beliau membesarkan hati saya ketika saya mendapat perkataan yang kurang mengenakkan hati dari teman-teman saya, sebab mereka berkata “wes tuwek jek melu pramuka ae ! /sudah tua masih ikut pramuka saja !.”

Saya hanya terdiam dan tidak dapat menjawab ejekan ini karena memang terkadang adakalanya kebenaran harus kalah dengan jumlah. Mereka yang beranggapan behwa kegiatan pramuka adalah kegiatan anak-anak yang tidak berguna karena hanya bersenang-senang jumlahnya sangat banyak jika dibanding dengan mereka yang mengerti dan benar-benar telah merasakan arti pentingnya ikut kegiatan pramuka ini. Karena perbandingan antara jumlah anggota pramuka anak-anak dan dewasa sangat besar selisihnya, mulai dari pramuka siaga ke pramuka penggalang sudah ada penurunan jumlah, belum ke pramuka penegak, apalagi pramuka pandega dan jumlah Pembina yang jumlahnya hanya beberapa orang saja yang benar-benar bisa digolongkan Pembina, bukan karena usianya tapi karena tingkah lakunya yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar dapat dianggap sebagai Pembina.

Dengan begitu secara otomatis yang diketahui masyarakat paling banyak adalah kegiatan untuk anak-anak, mereka menganggap pramuka hanya beryanyi dan tepuk-tepuk. Untuk itu seharusnya para pengurus pramuka di kwartir (nasional, daerah, cabang, dan ranting) sana harus dapat mengupayakan agar pramuka ini dapat menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat menarik perhatian dan minat dari semua lapisan masyarakat. Caranya dengan memperhatikan nasib para anggota yang berada di bawah, bukan hanya yang aktif di kepengurusan yang diperhatikan. Jika yang berada di tingkat ranting-ranting ini diperhatikan, tentu pramuka Indonesia akan benar-benar bisa jadi kegiatan kepanduan satu-satunya yang diakui di Indonesia dan memang pantas untuk diakui seperti yang tertera pada Keppres RI. No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Masalah yang paling parah dihadapi oleh para pemuda khususnya anggota gerakan pramuka adalah karena sulitnya mencari generasi tua yang patut untuk dijadikan suri tauladan. Bukanlah masalah narkoba dan cinta, sebab dengan mengikuti kegiatan pramuka maka secara otomatis mereka tidak akan tertarik lagi dengan narkoba sebab mereka sudah tau pasti akan bahayanya, juga mereka sudah menemukan kasih sayang persaudaraan dalam keluarga pramuka. Mereka tau pasti dengan kode moral mereka yaitu Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Belum lagi yang lainnya, ini saja sudah lebih dari cukup untuk menjadikan para anggota pramuka menjadi manusia yang berakhlaqul karimah. Asalkan satu, mereka sungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah dan yang kedua mau terus belajar.

Berkata Ki Lurah Semar “Seandainya para Pembina dan semua anggota gerakan pramuka tau tentang apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan, tentu bangsa kita akan kembali menemukan kejayaannya, kalaupun tidak begitu paling tidak ketentraman akan kembali tercipta.”

Akupun lantas bertanya, “apakah sesederhana itu ? dan mengapa bisa begitu, apa rahasia dibalik kegiatan pramuka itu ?.”

Sambil merubah posisi duduknya Ki Lurah Semar kemudian memberi wejangan.

“Pramuka adalah ilmunya para Wali, memang kita tidak pernah mendengar bahwa sunan Ampel atau sunan Bonang dan para Wali Songo lainnya ikut pramukaan, tapi apa yang sebenarnya mereka amalkan setiap hari adalah sama dengan apa yang diajarkan dalam Gerakan Pramuka.

Kita tidak perlu membicarakan dengan ilmu-ilmu yang terlalu dalam dan luas, PBB, Kedisiplinan, Mapping / Pemetaan, Sandi, Janji dan Kode Moral, Siaga mula Bantu tata, Penggalang ramu rakit terap, Penegak bantara laksana, dan Pandega, Pembina dst. Dari lambangnya saja kita sudah dapat melihat dan merasakan ilmu yang dipelajari di dalamnya. Kita akan belajar mengkaji ilmu alam disini seperti tadi kita bilang pramuka cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Cinta adalah cara indah nikmati tuntunan Alloh, alam adalah sesuatu yang asli. Cinta adalah kasih sayang (Rohman Rohim). Kasih adalah memberi / perhatian, sayang adalah eman / merasa rugi bila ditinggalkan. Jadi dalam kita mengelola alam harus selalu ingat dengan aturan yang telah digariskan Alloh agar kita bisa merasakan nikmatnya, dan jika kita mencintai seseorang, maka ingatlah dengan kasih sayang !, beri dia perhatian dan sayang jika yang kita cintai akhirnya rusak moralnya dan masa depannya. Jangan biarkan yang kita cintai dan sayangi rusak moralnya dan sengsara hidupnya kelak gara-gara kita tidak mau menjaga diri kita dengan berpegang teguh pada aturan Alloh (Al Qur’an dan Al-Hadist Shokheh).

Ingatlah selalu akan akherat, yaitu akhire ojo nganti melarat. Melarat dunianya dan juga miskin di akhirat kelak. Tidak usah menunggu besok kalau sudah mati. Terlalu lama, sekarang saja sudah bisa dilihat. Untuk itu para anggota Gerakan Pramuka harus menyiapkan diri untuk kehidupan mendatang, baik di dunia maupun akhirat. Jangan turuti nafsu dengan membiarkan diri terjerumus ke dalam lembah pergaulan bebas serta ingatlah bahaya Narkotika. Narkotika adalah akronim / kependekan kata dari Negara akan rusak kalau orang-orang tidak ingat kepada (agama) Alloh.

Sekarang akan kita bahas tentang lambang Gerakan Pramuka yaitu gambar bayangan tunas kelapa / silhouette tunas kelapa. Bukan gambar tiga dimensi, tapi dua dimensi atau gambar datar. Tentu para pendiri kegiatan inipun tidak sembarangan dalam memberikan lambang yang menjadi sandi dari tujuan kegiatan ini. Bapak Soenarjo Atmodipoero ketika mengusulkan penggunaan lambing ini pada tanggal 14 agustus 1961 tentu memiliki alasan yang sangat kuat berdasarkan latar belakang keilmuan beliau sebagai seorang sufistik Islam-Jawa. Kita akan membahas tentang pohon kelapa seperti yang dulu juga pernah diungkapkan Al Mukaromah K.H. Abdul Hamid Pasuruan tentang falsafah pohon kelapa.

Pohon kelapa yang menjulang tinggi atau seperti huruf Alif yaitu huruf yang pertama dalam huruf Hija’iyyah melambangkan syahadat sebagai kewajiban yang utama dan pertama bagi umat Islam. Di dalam kalimat syahadat yang artinya “Saya bersaksi bahwa tiadaTuhan selain Alloh, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Alloh.” Sangat jelas tersurat maupun tersirat dari kata bersaksi, bukankah kalau kita menjadi seorang saksi atas apapun, maka kita harus kenal dengan apa atau siapa yang disaksikan?. jadi kewajiban yang pertama dan utama itu adalah mengenal Alloh dan Rosul-Nya. Namanya kenal tingkatannyapun bermacam-macam, seperti kita mengenal seseorang, maka ada yang hanya sekedar tau, ada yang tau namanya saja, ada yang tau alamat lengkap, sifat-sifatnya, keluarganya, kebiasaannya, dsb.

Dengan begitu diharapkan semua anggota Gerakan Pramuka wajib mengenal Gusti Alloh dan Nabi Muhammad SAW. Gusti = gus bagus ati rasa, roh ruh eruh krasa urip, Alloh Maha Suci/ gak ada apa-apa (bersih). Jadi jika ingin mengenal Alloh maka bersihkanlah hatimu dari segala yang selain Alloh, bersihkanlah hati dan jiwamu serta pakaianmu dari segala yang mengotorinya. Dan kita harus mencontoh dan meniru kepribadian Rosululloh SAW yang sangat agung. Pernah para sahabat menghadap beliau dan ingin menumpas seluruh orang kafir, tapi beliau melarang dan beliau menegaskan orang kafir dzimi haram darahnya dan wajib dilindungi. Untuk itulah para anggota pramuka harus meneladani sikap beliau, dan kalau anggota pramuka bukan orang Islam, maka berbuat dan berlakulah seperti apa yang diajarkan dalam agamamu dengan sungguh-sungguh, karena tidak ada satu agamapun yang mengajarkan hal yang tidak baik untuk umatnya, kecuali mereka yang sesat. Sesat adalah bingung yang tidak tahu kemana tempat yang hendak dituju dan arah yang akan ditempuh.

Syahadat dalam rukun Islam ditempatkan pada urutan yang pertama, kemudian beranjak ke rukun Islam yang kedua, yaitu Sholat. Dalam hal ini sholat diilustrasikan seperti orang yang memanjat pohon kelapa, orang yang sedang menempuh jalur vertical atau mi’raj, berdialog dengan Alloh.

Didalam gerakan sholat banyak sekali yang bisa kita pelajari, belum lagi dari do’a-do’ dan aturan-aturan yang lainnya. Dalam gerakan sholat kita bisa menggambarkan dengan unsure alam, gerakan berdiri kita ilustrasikan dengan unsur api, ruku’ kita identikkan dengan unsur angin, dan ketika dari I’tidal menuju sujud kita gambarkan seperti air yang mengalir, dan selanjutnya ketika dalam keadaan sujud kita ibaratkan unsur tanah. Apa maksud dari semua itu ?. ketika kita berdiri dan bertakbiratul ikhram, ini menggambarkan bahwa umat islam harus bisa seperti api yang selalu menuju ke atas, hati dan pikiran kita hendaknya kapanpun dan dimanapun harus selalu ingat kepada Alloh SWT, seperti api yang terkena angin, dia akan mengikuti arah angin tapi tidak terlepas dari pondasinya. Ini berarti kita umat Islam adalah umat yang fleksibel, tidak keras hati tapi tetap berpijak pada dasar aqidah yang kuat. Abdu nassi minallohi qolbu khosi, orang yang jauh dari rahmat Alloh adalah orang yang hatinya keras, maksudnya adalah orang yang diberitahu kebenaran tidak mau menerima. Tapi seperti api juga, jika sudah diganggu pondasinya / aqidahnya maka bisa menghanguskan semua yang dilewatinya.

Yang kedua adalah unsur angin / udara, begitu pentingnya udara sampai semua makhluk tidak akan bisa hidup di tempat tanpa udara, udara bisa mengisi setiap cela yang kosong, tidak terlihat, dapat menyejukkan, dsb. Begitu juga seharusnya setiap umat Islam terutama anggota Gerakan Pramuka bisa mengisi hidup dan kehidupan ini dengan sesuatu yang bermanfaat, dapat bermanfaat bagi orang lain, tidak menjadi bagian dari golongan tertentu secara terang-teranganyang bias memecah kesatuan umat, seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dsb tidak bisa kita bedakan karena begitu kuat ikatan dan kerukunan mereka. Begitu juga diharapkan semua anggota gerakan pramuka menjadi bagian dari Negara ini yang mempunyai persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Tapi tetap sama seperti angin jika kita telah mendapat tekanan yang terlalu kuat, dengan kesatuan itu jika kita bergerak maka sekokoh apapun bangunan akan roboh karenanya.

Yang ketiga adalah ketika hendak sujud dilambangkan dengan air yang selalu mengalir ke bawah, air sumber kehidupan, air dengan segala sifatnya. Begitu juga hendaknya setiap anggota gerakan pramuka dapat menjadi air yang selalu menyegarkan bagi yang dibawahnya, ingatlah mereka yang ada dibawahmu agar kamu bisa bersyukur. Air akan menghidupkan tanah yang gersang jika melewatinya, begitulah seharusnya kita semua umat Islam dan anggota gerakan pramuka khususnya harus bisa menjadi penyegar dan pendingin suasana, bukan malah menyebabkan hancurnya alam jika sedang marah.

Dan ketika kita sedang bersujud, kita harus benar-benar menyucikan diri kita diibaratkan dengan tanah yang melambangkan kesucian. Kita bukan menyembah bumi, tapi kita harus ingat bahwa dari sari-sari bumi kita berasal dan akan kembali ke perut bumi jika sudah saatnya tiba. Seorang anggota pramuka harus tau dari mana dia berasal, sekarang sedang ada dimana?, dan hendak kemana?.

Ketika kita sholat kita diwajibkan merapatkan barisan, artinya kita harus bersatu dan memperkuat persaudaraan kita. Dan waktu sholat harus dilakukan tepat waktu untuk mendirikannya. Solat, nek iso ojo telat, jadi kita pramuka harus disiplin dalam segala hal, terutama waktu. Disiplin adalah menempatkan sesuatu tepat pada tempatnya, jika kaos kaki ditaruh di kepala tentu tidak disiplin namanya.

Setelah sampai puncaknya, orang yang memanjat pohon kelapa tadi kemudian memetik buahnya. Itulah makna zakat. Lihatlah buah kelapa yang dipetik tadi, walaupun dijatuhkan tapi tidak hilang ataupun rusak. Zakat adalah membersihkan diri dari kotoran yang ada di dalam tubuh kita, orang yang tidak mau berzakat sama seperti orang yang hanya mau makan tapi tidak mau berak, akhirnya apa yang didapat?, perutnya akan sakit dan akhirnya harus dikeluarkan dengan dengan paksa. Zakat / shodaqoh adalah melatih diri kita untuk berbuat dermawan, dengan kita bershodaqoh maka kita akan dijauhkan dari segala musibah. Dulu ketika Bumi baru selesai diciptakan, Malaikat berdialog dengan Alloh SWT sebab Bumi berguncang sangat keras . malaikat melaporkan dan menanyakan kejadian ini kepada Alloh, walaupun sesungguhnya Alloh lebih mengetahui. Malaikat bertanya mengapa Bumi berguncang, dan Alloh menjawab dengan menancapkan gunung-gunung (batu), dan seketika itupun Bumi berhenti berguncang.

Melihat kejadian ini Malaikat semua keheranan, dan bertanya kalau batu / gunung saja sehebat itu dapat menenangkan Bumi, apakah ada makhluk yang lebih hebat dari ini ?. Allloh pun menjawabnya dengan menciptakan golongan besi. Itulah sebabnya sekarang kita lihat banyak batu yang dihancurkan dengan besi. Melihat itu Malaikat kembali keheranan dan bertanya lagi, apakah ada makhluk yang lebih hebat dari besi?. Alloh pun kembali menjawab dengan menciptakan api, karena itulah kita bisa melihat mengapa besi dapat dileburkan dengan api. Lagi-lagi Malaikat heran dan bertanya apakah ada yang lebih hebat dari api?. Alloh pun menjawabnya lagi dengan menciptakan air yang mampu memadamkan api yang begitu panas dan penuh amarah. Belum puas sampai disitu Malaikat bertanya lagi, apakah ada makhluk yang lebih hebat dari air?. Alloh pun kembali menjawab dengan menciptakan angin / udara yang dapat menghancurkan apapun yang tidak bisa dicegah dengan apapun.

Melihat begitu perkasanya angin, Malaikat semakin heran dan bertanya, apakah ada makhluk yang bisa mengalahkan angin ini?. Kemudian Alloh menjawab dengan menciptakan makhluk yang bernama Shodaqoh dan berfirman bahwa Shodaqoh adalah tolak balak dari semua makhluk yang telah diciptakan tadi. Itulah mengapa jika kita mau bershodaqoh, maka kita akan dijauhkan dari segala macam bencana.

Setelah memetik buah kelapa, orang yang memanjat kelapa tadi naik lagi hingga mapah (sampai di atas pelepah kelapa). Dia kemudian beristirahat (ngepos), itulah simbol dari puasa. Soal ini sudah banyak yang mengupasnya, apalagi ketika bulan Ramadhan tiba.

Dari atas pelepah tadi, akhirnya ia memetik pelepah kelapa yang masih muda (janur = sejane neng Nur), itulah simbol haji. Orang yang sudah mengerjakan ibadah haji, ibaratnya sudah memakai makutha (mahkota) di atas kepalanya.

Ini hanya salah satu ilustrasi religius untuk menggambarkan hakekat kepramukaan. Belum lagi tentang buah kelapa yang menggambarkan tingkatan mulai dari kulit luar (sepet), Bathok, isinya, dan belum lagi kalau diperas jadi santan. Ini menggambarkan tingkatan pramuka mulai dari siaga, penggalang, penegak, dan pandega (gambaran tentang Syareat, Thoriqot, Hakekat, dan Ma’rifat). Di dalam masyarakat sendiri ada banyak simbolisme, perumpamaan, dan filosofi tentang Islam. Semuanya menjadi wadah yang makin mengakrabkan jiwa orang-orang Jawa terhadap Islam. Sesungguhnya barangsiapa mendapatkan Tauhid dan Iman, hatinya benar-benar karena Alloh semata.

Bukan hanya itu, tapi mengapa janji dan kode moral Gerakan Pramuka memakai nomor tiga dan sepuluh, Tri Satya dan Dasa Dharma. Sedangkan mottonya adalah Satyaku ku Dharmakan, Dharmaku ku baktikan. Masih sangat banyak yang bisa dikaji dan dipelajari dari kegiatan kepramukaan, dalam kalimat tauhid LA ILAHA ILALLOH, disana hanya terdiri dari tiga huruf. Apa maksud dari angka tiga ini ?.

Dalam kitab wawe atau kitabnya tukang judi togel, nomor tiga adalah nomor untuk orang mati. Untuk itu dengan mengingat janji kita berjumlah tiga, maka ingatlah bahwa kita semua akan mati. Untuk itu siapkan baik-baik perbekalan menuju tempat abadi, baik hubungan dengan tetangga, sahabat, saudara, dan bekal lainnya, biaya untuk pemakaman , dan yang terlebih adalah amal ibadah kita.

Teruskan perjuanganmu dalam beribadah dengan terus belajar dan mengajar, dibina dan membina, dididik dan mendidik dalam Gerakan Pramuka. Jangan hiraukan omongan orang, orang yang bilang coklat itu tidak enak hanya karena warnanya maka sesungguhnya mereka adalah orang yang belum pernah menikmati enaknya coklat atau orang yang sakit sehingga tidak boleh makan coklat. Dan yang tidak mau dengan ilmu yang bermanfaat maka yang sakit adalah jiwanya. Teruslah belajar dan jangan setengah-setengah. Gunakan hatimu untuk menjawab semua kegelisahan dalam dadamu.”

Setelah mengakhiri wejangannya, Ki Lurah Semar kemudian berpamitan untuk kembali ke tempatnya semula.



Catatan : penulis adalah aktivis Gerakan Pramuka (aktif sebagai Instruktur PRASBHARA Polsek Ploso, Kwartir ranting Ploso, Kwartir cabang Jombang, Jatim), juga selaku sekretaris Dewan Penasehat Jama’ah Tahlil, Manaqib, Sholawat, dan Yasin “TAMAN SHOLAYA” cabang Jombang, serta pengasuh jama’ah SINTA MANIS (Yasin, Tahlil, Manaqib, Istighosah, dan Sholawat) Jombang dan masih aktif sebagai Pembina Paskibraka SMAN Ploso.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar